Strategi Pengembangan Potensi Wisata Bahari di Kabupaten Ende

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI WISATA BAHARI DI KABUPATEN ENDE
Oleh
Josef Alfonsius Gadi Djou
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Flores



There are 24 marine tourism destinations at Ende District that have not been managed well yet. To improve its performance, some management strategies should be taken by stakeholders. First, the government should make some policies that give opportunities and ease access for stakeholders. Second, the government should make a development planning of the potential destinations. Third, arranging the plans would give information of the most potential destination. Fourth, the government and marine communities should prepare human resource in managerial level. At last, the government should promote those marine tourism destinations continuously.
Key words: strategy, development, human resources.


A. Pendahuluan
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar yang wilayahnya terbentang dari Sabang hingga Merauke atau dari Talaud hingga Rote. Indonesia diakui sebagai salah satu negeri yang elok dengan berbagai keindahan alamnya, tidak hanya di darat, juga di laut. Di Indonesia bertebar beraneka ragam ekosistem laut dan pesisir. Ada banyak pantai berpasir indah di negeri ini yang menakjubkan bagi yang melihatnya. Ada juga banyak gua, laguna, estuari, hutan mangrove, padang lamun, rumput laut, dan terumbu karang yang menghiasi negeri ini. Semuanya indah dan perawan (pristine, unspoiled). Indonesia juga memiliki enam dari sepuluh ekosistem terumbu karang terindah dan terbaik di dunia. Ada Raja Ampat, Wakatobi, Taka Bone Rate, Bunaken, Karimun Jawa, dan Pulau Weh yang terderet dalam sepuluh ekosistem terumbu karang yang dikeluarkan oleh World Tourism Organization.

Indonesia sebagai negara kepulauan berpotensi besar untuk mengembangkan potensi wisata bahari. Keragaman hayati dan kebhinekaan sosial budaya memiliki keunikan dan daya tarik bagi wisatawan nusantara dan mancanegara. Pengembangan potensi wisata bahari memiliki arti strategis dalam pengembangan budaya bahari, usaha multisektor, ekonomi daerah, dan penguatan peran serta masyarakat.

Hampir tidak ada yang memungkiri bahwa Indonesia merupakan surga bagi pengembangan potensi wisata bahari. Terumbu karang Indonesia menyumbang sebanyak 21% kekayaan terumbu karang dunia dan 75% jenis karang di dunia dapat ditemui di sini. Lebih dari 3.000 jenis ikan hidup di perairan Indonesia membentuk taman surgawi yang begitu indah. Taman–taman laut tersebut telah menjadi kawasan hutan bakau terbesar di dunia. Jika dikelola dengan baik, kawasan taman laut di Indonesia dapat menghasilkan sekitar US$ 2,3 miliar atau Rp21 triliun lebih per tahun. Pertanyaan yang muncul adalah apakah bangsa Indonesia telah menyadari begitu besar potensi wisata bahari yang dimiliki?

Potensi–potensi wisata di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, antara lain adalah P. Komodo di Kabupaten Manggarai Barat dan Danau Tiga Warna Kelimutu di Kabupaten Ende. Selama ini yang dikenal oleh wisatawan mancanegara (wisman) hanya dua objek wisata di Pulau Flores, padahal di kabupaten lain, selain kedua kabupaten itu, masih banyak objek wisata lain. Dari arah barat Pulau Flores, objek wisata itu adalah sebagai berikut: Pulau Komodo di Kabupaten Manggarai Barat, Danau Ranamese dan Pemandangan Indah di Gunung Anak Ranaka Kabupaten Manggarai Timur, Taman Wisata Alam Tujuh Belas Pulau di Riung Kabupaten Ngada, Danau Tiga Warna Kelimutu di Kabupaten Ende, Taman Wisata Alam Gugus Pulau Teluk Maumere di Kabupaten Sikka, Devosi Prosesi Jumad Agung atau Semana Santa di Kabupaten Flores Timur, dan Atraksi Langka Perburuan Ikan Paus Nelayan Lamalera di Kabupaten Lembata. Peta Provinsi Nusa Tenggara Timur dapat dilihat pada 
Lampiran 1.
Kabupaten Ende yang berada di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki berbagai potensi wisata bahari yang dapat lebih dikembangkan menjadi daya tarik bagi wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan asing. Kabupaten Ende dengan luas 2.046,60 km2 dan memiliki garis pantai sepanjang 111 mil atau 205,572 km terbelah dari pesisir utara panjang 60 mil atau 111,120 km dan pesisir selatan sepanjang 51 mil atau 94,452 km ditengah dari Pulau Flores. Peta kabupaten Ende dapat dilihat pada lampiran 2.
Data kunjungan wisatawan ke Kabupaten Ende dari tahun 2006 sampai dengan 2010 adalah sebagai berikut.
Tabel 1
Pengunjung Taman Nasional Kelimutu
Tahun 2006 sampai dengan 2010



Data di atas memperlihatkan bahwa yang menjadi prioritas kunjungan wisatawan ke Kabupaten Ende adalah Taman Nasional Kelimutu. Pengunjung wisata bahari belum ada.

B. Tujuan Penulisan
Penelitian ini bertujuan untuk mencari strategi pengembangan potensi wisata bahari di Kabupaten Ende; potensi wisata bahari diharapkan dapat menjadi penopang perekonomian masyarakat Kabupaten Ende; pengembangan potensi wisata bahari secara terencana dan bervisi untuk jangka waktu panjang bertujuan bagi kemajuan pariwisata Kabupaten Ende.

C. Tinjauan Pustaka
Menurut Sayid Abdul Karim dalam SumbawaNews.com (15 Januari 2009), dengan memahami berbagai potensi dan hambatan kultural yang ada pada masyarakat setempat, potensi wisata di daerah kurang berkembang dan belum dapat dimaksimalkan. Pengembangan pariwisata bukan hanya merupakan tugas pemerintah. Akan tetapi, juga pelaku bisnis pariwisata diharapkan dapat berperan aktif dalam mengembangkan destinasi dan melaksanakan strategi pemasaran yang tepat, efisien, dan efektif, terutama bagi objek daya tarik wisata (ODTW) yang potensial untuk dipasarkan. Dengan strategi tersebut, daerah kurang berkembang akan menjadi daerah destinasi pariwisata yang mempesona.
Visi dan misi wisata bahari menurut Hermantoro, (2009:3) adalah “Indonesia dalam waktu 10 tahun menjadi tujuan wisata bahari terkemuka di Kawasan Asia Pasifik”. Misi wisata bahari, dijabarkan oleh Hermantoro (2009:3) berikut ini: 1) memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan di alam kebaharian Indonesia; 2) menciptakan iklim kondusif bagi investasi industri wisata bahari; 3) menciptakan keterpaduan pengembangan pariwisata bahari yang berkelanjutan; 4) mengembangkan produk wisata bahari dengan pola kemitraan diantara pelaku wisata bahari. Strategi penjabarannya adalah: 1) pengembangan terpadu kawasan wisata bahari; 2) penataan sistem informasi, promosi, dan pemasaran; 3) pengembangan usaha pariwisata; 4) penataan sistem pelayanan dan perizinan; 5) penataan sistem kepelabuhan; 6) konservasi lingkungan; dan 7) pengembangan usaha berbasis masyarakat.
Adri Mubarok dalam SuaraMahasiwaMediaOnline (29 Januari 2011), dengan melihat minimnya jenis wisata bahari di Indonesia, jenis wisata ini harus segera dikembangkan. Dunia telah mengakui adanya potensi wisata bahari ini, tinggal kesadaran bangsa Indonesia untuk membangun dan mengembangkannya. Diharapkan nantinya Indonesia akan dikenal sebagai bangsa yang unggul dari sektor pariwisata.
M. Faried Moertolo, Direktur Promosi Dalam Negeri Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (Kompas, 06 Juni 2011) mengatakan bahwa pemerintah daerah harus bergerak cepat, terutama dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang pariwisata. Akomodasi dan transportasi harus dipikirkan supaya wisatawan merasa nyaman.


D. Definisi Operasional
Beberapa definisi operasional yang dipakai dalam tulisan ini adalah sebagai berikut.
  1. Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
  2. Pengembangan adalah proses, cara membangun secara bertahap dan teratur yang menjurus ke sasaran yang dikehendaki.
  3. Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan.
  4. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

E. Strategi–Strategi Pengembangan
Myra dan Ina, (2000:1–2) mengatakan bahwa alasan suatu daerah mengembangkan sektor pariwisatanya adalah sebagai berikut. Pengembangan pariwisata merupakan suatu tindakan yang menentukan dalam semua program pengembangan wilayah dan masyarakat. Pada dasarnya terdapat beberapa cara untuk menarik investor dan pebisnis ke dalam suatu daerah, yaitu pengembangan pertanian, sektor primer lain, industri, dan pariwisata. Diantara semua itu, pengembangan pariwisata merupakan yang paling cepat dengan metode yang paling mudah.
Namun, potensi yang ada tersebut dewasa ini belum menjadi keunggulan yang kompetitif bagi bangsa Indonesia. Keunggulan objek wisata itu belum dapat memberikan kontribusi besar pada perekonomian nasional. Oleh karena itu, agar wisata bahari benar–benar menjadi salah satu penopang perekonomian negara secara berkelanjutan, harus dibangun dengan strategi yang terencana dan bervisi jangka panjang.
Menurut Tribe (1997: 114) ada empat langkah strategi pariwisata yang efektif, yaitu: a) mengutamakan pelanggan; b) menjadi pemimpin dalam kualitas; c) mengembangkan inovasi yang radikal; dan d) memperkuat posisi strategis.
Dahuri dalam http:// rokhmindahuri.wordpress.com (02 Februari 2009) mengatakan ada lima strategi pengembangan wisata bahari di Indonesia, yaitu
Pertama, dalam pengelolaan pariwisata bahari tersebut pemerintah harus mengubah pendekatan dari sistem birokrasi yang berbelit menjadi sistem pendekatan entrepreurial. Pemerintah dituntut untuk tanggap dan selalu bekerja keras dalam melihat peluang dan memanfaatkan peluang sebesar–besarnya untuk kemakmuran rakyat. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan harus menyiapkan sebuah regulasi/kebijakan yang mendukung pengembangan pariwisata bahari. Kebijakan tersebut antara lain, adalah menciptakan kawasan ekonomi khusus di kawasan yang sedang mengembangkan pariwisata bahari, misalnya memberikan kebijakan bebas visa pada wisatawan asing yang akan berkunjung.
Kedua, melakukan pemetaan terhadap potensi wisata bahari yang dimiliki, berupa nilai, karakteristiknya, infrastruktur pendukungnya, dan kemampuannya dalam menopang perekonomian. Dengan demikian, dapat ditentukan wisata bahari mana yang harus segera dibangun dan mana yang hanya perlu direvitalisasi. Selain itu, juga perlu dipetakan lingkungan yang terkait dengan pariwisata bahari, baik lingkungan internal maupun eksternal. Lingkungan internal yang perlu dipetakan adalah bagaimana kekuatan dan kelemahan pariwisata bahari tersebut. Lingkungan eksternal yang perlu dipetakan adalah sosial–budaya, politik/kebijakan, ekonomi–pasar, dan kemampuan teknologi. Selain itu, juga perlu diketahui sejauh mana negara–negara lain melangkah dalam pengembangan pariwisata bahari, Indonesia bisa belajar dari keberhasilan dan kegagalan mereka dalam mengembangkan pariwisata bahari.
Ketiga, menyusun rencana investasi dan pembangunan atas berbagai informasi yang telah didapatkan dari pemetaan di atas. Yang perlu diperhatikan dalam penyusunan ini adalah Indonesia tidak hanya akan membangun sebuah pariwisata bahari. Namun, juga perlu diperhatikan faktor pendukungnya, seperti akses transportasi, telekomunikasi, dan lain–lain. Dengan demikian, rencana pengembangan pariwisata bahari dapat terukur dan tepat sasaran.
Keempat, menciptakan kualitas SDM yang tangguh di bidang pariwisata bahari, baik keahlihannya, kemampuan dalam inovasi, adaptabilitas dalam menghadapi berbagai perubahan lingkungan eksternal, budaya kerja dan tingkat pendidikan, serta tingkat pemahaman terhadap permasalahan strategis dan konsep yang akan dilaksanakannya. Pada masa mendatang keunggulan SDM dalam berinovasi akan sangat penting setara dengan pentingnya SDA dan permodalan. Hal ini terkait dengan perkembangan teknologi yang pesat, khususnya teknologi informasi.
Kelima, melakukan strategi pemasaran yang baik, seperti yang dilakukan Thailand. Thailand memasarkan objek wisatanya di televisi–televisi internasional dan berbagai media massa seperti internet, majalah dan pameran–pameran pariwisata di tingkat internasional. Bahkan, mereka menghabiskan dana sekitar US$ 1 miliar untuk mempromosikan wisata di beberapa jaringan televisi internasional. Bahkan, beberapa negara melakukan segmentasi pasar wisatawan. Hal ini seperti dilakukan oleh Hongkong dan Thailand untuk memudahkan rencana pengembangan pariwisatanya dengan tidak menyamaratakan pasar wisatawan.

F. Potensi Wisata Bahari
Potensi wisata bahari di Indonesia sangat beragam, bahkan nilai keindahannya tiada bandingannya di dunia. Misalnya, Kepulauan Padaido di Papua memiliki taman laut yang indah. Keindahannya bahkan menempati peringkat tertinggi di dunia dengan skor 35. Posisi ini telah mengalahkan taman laut Great Barrier Reef dengan skor 28 di Queensland, Australia. Selain jenis wisata alam (eco tourism) seperti Taman Laut Kepulauan Padaido, masih ada banyak jenis wisata bahari lainnya yang tersebar di Nusantara di antaranya adalah wisata bisnis (business tourism), wisata pantai (seaside tourism), wisata budaya (cultural tourism), wisata pemancingan (fishing tourism), wisata pesiar (cruise tourism), wisata olahraga (sport tourism), dan lain–lain.
Wisata bahari mencakup kegiatan–kegiatan yang terdiri dari sailing (berlayar), cruising (kapal pesiar), yachting (perahu), diving (penyelaman), snorkeling (penyelaman laut dalam), wind surfing (selancar angin), surfing (selancar), jet ski sport (olahraga jet ski), power boating (perahu bermotor), canoeing (bersampan), sea kayaking (kayak dilaut), boat racing (lomba perahu), whale watching (menonton ikan paus), dan sport fishing (lomba pancing ikan).
Yang perlu dipersiapkan untuk kegiatan wisata bahari adalah a) penyiapan sarana prasarana; b) pelaku pengelola dan pelaksana; c) aksesibilitas ke produk dan destinasi wisata bahari; dan d) pedagang perantara atau tour operator. Wisata Bahari itu memerlukan pelayanan publik berupa: a) SDM penjaga pantai yang andal; b) SAR yang siap sedia; c) peralatan keselamatan / kendaraan di darat sampai helikopter; d) peraturan–peraturan/urusan keselamatan, keamanan yang berstandar internasional; dan e) sejumlah hal teknis lainnya.
Pemerintah sebagai pendukung dan fasilitator tetap berada di garis depan dengan memfasilitasi pengembangan sarana dan prasarana, kegiatan pendidikan, dan pemasaran wisata bahari.

G. Lokasi–Lokasi Wisata Bahari di Kabupaten Ende
Ada 15 lokasi wisata budaya dan 69 lokasi wisata alam yang tersebar pada 21 kecamatan di Kabupaten Ende dan yang menjadi lokasi wisata bahari terdapat di 24 lokasi yang tersebar di 11 kecamatan. Jumlah itu siap dikembangkan menjadi daya tarik bagi wisatawan seperti terlihat pada Tabel 2. Dari Tabel 2 dan Lampiran 3 dan Lampiran 4 dapat dilihat bahwa semua objek wisata bahari belum dikembangkan. Yang disuguhkan sebagai objek wisata masih berupa panorama saja.

H. Strategi Pengembangan Potensi Wisata Bahari di Kabupaten Ende
Pertama, untuk dapat mengelola potensi–potensi wisata bahari yang ada, Pemerintah Kabupaten Ende harus mengeluarkan kebijakan yang memberikan kesempatan dan kemudahan kepada pelaku pariwisata untuk dapat masuk ke dalam kawasan wisata bahari agar memulai usahanya. Kebijakan yang dilakukan adalah dengan mempermudah pengurusan izin usaha dan izin mengelola kawasan wisata bahari. Kebijakan yang terkait dengan strategi ini adalah kebijakan penataan ruang dengan mengikuti peraturan yang berlaku dan perlindungan terhadap lingkungan.
Tabel 2
Objek Wisata Bahari di Kabupaten Ende

Kedua, pemerintah membuat perencanaan untuk mengembangkan kawasan–kawasan wisata bahari sehingga dapat diketahui kawasan mana yang lebih dapat cepat dijual dan kawasan mana yang perlu lebih banyak memerlukan penataan infrastruktur. Strategi kedua ini ditempuh agar tidak terjadi konflik kepentingan antarsektor.
Ketiga, dengan perencanaan yang dibuat dalam strategi kedua, akan dapat diketahui bukan saja apa yang harus dikembangkan di kawasan wisata bahari, tetapi juga akan diketahui hal apa saja yang diperlukan untuk sarana–sarana pendukung kawasan wisata bahari di Kabupaten Ende. Yang penting diperhatikan di Kabupaten Ende adalah pengembangan sarana pelabuhan laut dan penambahan kemampuan Bandar Udara H.H. Aroeboesman Ende untuk bisa didarati pesawat berbadan lebar. Selain itu, juga dukungan infrastruktur jalan yang menghubungkan potensi–potensi wisata bahari di Kabupaten Ende.
Keempat, pemerintah bersama masyarakat kawasan wisata bahari mempersiapkan sumber daya manusia yang akan mengelolanya. Pengembangan sumber daya manusia bisa dilakukan melalui pelatihan–pelatihan pengelolaan wisata bahari. Melalui strategi ini diharapkan masyarakat dapat berpartisipasi dalam pengembangan wisata bahari.
Kelima, pemerintah mempromosikan kawasan–kawasan wisata bahari di Kabupaten Ende secara kontinu dan berkesinambungan melalui berbagai cara dan media.
Kelima strategi ini diharapkan dapat mengembangkan potensi pariwisata bahari di Kabupaten Ende. Namun, strategi–strategi ini tidak akan berarti jika pemerintah, investor/swasta, perbankan, masyarakat, dan pihak lain yang memungkinkan tidak berkoordinasi dalam mengembangkan potensi wisata bahari untuk kemakmuran rakyat Kabupaten Ende.

I. Penutup
Objek wisata bahari di Kabupaten Ende belum dikembangkan. Hal ini disebabkan perhatian pemerintah terhadapnya melalui APBD kurang. Pemerintah lebih mengembangkan Taman Nasional Kelimutu. Diharapkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ende bekerja sama dengan berbagai pihak yang terkait mengembangkan objek wisata bahari dengan mengutamakan partisipasi masyarakat setempat.
Agar pengembangan potensi wisata ini maksimal, infrastruktur dan manajemennya diatur sebelum dipromosikan. Hal ini mencegah terjadinya dampak negatif dari pengembangan sektor pariwisata.

J. Daftar Pustaka
Abdul Karim, Sayit. 15 Januari 2009. “Strategi Pengembangan Dan Pemasaran Pariwisata Di Daerah Kurang Berkembang”. SumbawaNews.com.

Dahuri, Rokhmin. 2 Februari 2009. “Strategi Pengembangan Pariwisata Bahari”. http:// rokhmindahuri.wordpress.com.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ende. 2011. Data Objek dan Daya Tarik Wisata Kabupaten Ende. Ende.

Gunawan, Myra P. Dan Ina Herliana. 2000. Garis Besar Perencanaan Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata di Tingkat Lokal dan Wilayah. Pusat Penelitian Kepariwisataan–ITB. 2000.

Hermantoro, Hengki. Maret 2009. Pengelolaan Bidang Pariwisata Bahari dalam Pelaksanaan Strategi Adaptasi Terhadap Dampak Perubahan Iklim. Jurnal Kepariwisataan Indonesia. Vol. 4, No. 1. Jakarta.

Kompas. 6 Juni 2011. “Tugas Besar Di Balik Keindahan Alam Flores”.

Mubarok, Adri. January 29, 2011. “Membangun Sektor Pariwista Bahari Indonesia”. Suara Mahasiswa. Media Online.

Tribe, John. 1997. Corporate Strategy for Tourism. Intenational Thomson Bussiness Press. Boston.
Lampiran 1
PETA NUSA TENGGARA TIMUR


Lampiran 2
Peta Kabupaten Ende


Lampiran 3
Pantai Bitta Kecamatan Ende Timur




Lampiran 4
Pantai Nggemo–Jaga Po, Desa Kobaleba, Kecamatan Maukaro



Disqus Comments