JABATAN ITU TIDAK ABADI



Beberapa waktu lalu terjadi “pergantian cabinet” (kalau mau dibilang begitu) atas beberapa pejabat eselon II, III dan eselon IV Kabupaten Ende oleh Bupati Ende. Yang ramai dibicarakan adalah salah satu bakal calon Bupati Ende dijadikan staff ahli oleh Bupati, jabatan awalnya salah satu kepala SKPD tertentu. Bupati telah memberikan klarifikasi atas pergeseran tersebut, namun masalah ini tetap menjadi menarik ketika orang melihatnya dari kacamata politik. Jabatan adalah tugas dalam pemerintahan atau organisasi. Jabatan adalah sebahagian dari suatu organisasi yang besar yang mempunyai tanggungjawab dan fungsi yang spesifik. Definisi jabatan menurut Wursanto (1991: 39) adalah “kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seseorang pegawai dalam susunan suatu organisasi”. 
Pejabat adalah pegawai pemerintah yang memegang jabatan penting sebagai unsur pimpinan. Jabatan berkaitan dengan serangkaian pekerjaan yang akan dilakukan dan persyaratan yang diperlukan untuk melakukannya. Untuk membantu organisasi mencapai tujuannya, diperlukan SDM yang tepat, yang memiliki kemampuan sesuai dengan beban tugas yang harus dilaksanakan supaya tugasnya dilaksanakan secara efektif dan efisien. Dalam lingkungan birokrasi pemerintah dikenal jabatan karier, yakni jabatan dalam lingkungan birokrasi yang hanya dapat diduduki oleh PNS. Jabatan karier dapat dibedakan menjadi Jabatan Struktural dan fungsional. Pertama, jabatan struktural, yakni jabatan yang secara tegas ada dalam struktur organisasi. Kedudukan jabatan struktural bertingkat-tingkat dari tingkat yang tertinggi (eselon I/a) hingga yang terendah (eselon IV/b). Contoh jabatan struktural di PNS Daerah adalah: sekretaris daerah, kepala dinas/badan/kantor, kepala bagian, kepala bidang, kepala seksi, camat, sekretaris camat, lurah, dan sekretaris lurah. Kedua, jabatan Fungsional, yaitu jabatan teknis yang tidak tercantum dalam struktur organisasi, tetapi dari sudut pandang fungsinya sangat diperlukan dalam pelaksansaan tugas-tugas pokok organisasi, misalnya: auditor (Jabatan Fungsional Auditor atau JFA), guru, dosen, dokter, perawat, bidan, apoteker, peneliti, perencana, pranata komputer, statistisi, pranata laboratorium pendidikan, dan penguji kendaraan bermotor. Sebagai seorang pegawai apapun statusnya baik itu PNS maupun pegawai swasta, prinsipnya adalah sebagai berikut. Pertama, bersiap–siaplah untuk kehilangan jabatan. Siapapun dia, cepat atau lambat akan berhenti dari jabatannya. Tidak masalah pemberhentian itu karena jabatannya habis, dinilai tidak bagus, atau pensiun. Banyak orang yang berusaha atau tidak mau lepas jabatannya, tetapi tetap saja tidak bisa mengalahkan kodrat. Jabatan yang empuk, memiliki sifat adiktif yang membuat kita lengket kepadanya. Kita sering terbuai yang membuat kita terlena dan tidak siap menerima kenyataan kita diberhentikan atau diganti. Sadarlah bahwa jabatan itu sementara saja. Kedua, Bersiap–siaplah menerima jabatan besar. Banyak orang merasa rugi kalau berperilaku baik, bertindak benar dan berprestasi tinggi bila posisinya tidak tinggi atau tidak basah. Padahal persiapan itu perlu dilakukan agar kesempatan itu tidak hilang. Kesempatan untuk suatu jabatan itu kadang–kadang tidak bisa diprediksikan, Ada contoh seorang PNS yang sudah dari tahun 2004 mengikuti PIM III atau apalah namanya sekarang tetapi sampai sekarang masih tetap saja eselon IV. Jadi tugas besar yang akan didapat adalah dengan melakukan persiapan atas cara berperilaku, cara bertindak dan cara mendapatkan prestasi kerja. Ketiga ini harus dipersiapkan secara matang. Ingatlah bahwa jabatan itu adalah berkat bagi kita. Sering dilupakan bahwa jabatan itu adalah berkat sehingga kita perlu membagi berkat itu. Tapi malah yang terjadi dengan jabatan tersebut kita mencari kenikmatan bagi diri kita sendiri. Mencari kenikmatan diri dengan memanfaatkan jabatan itu. Jangan melihat bagaimana orang lain melaksanakan kerjanya, tetapi lihatlah apa berkat yang telah kita bagikan dengan jabatan yang ada pada diri kita pada orang lain. Sadarlah bahwa sebagai pejabat kita pasti diawasi. Kepercayaan adalah dasar kepemimpinan. Rusak kepercayaan, berakhir pulalah sebuah kepemimpinan. Semakin tinggi jabatan kita maka semakin banyak orang yang akan melihat kita dan memperhatikan kita serta mengawasi kita. Jagalah kepercayaan itu. Kepemimpinan seseorang akan dikenang atau tidak akan ditentukan bagaimana kita mengisi jabatan kita dengan benar. Jabatan bisa dimiliki oleh semua pegawai. Jabatan bukanlah sesuatu yang mustahil apabila juga dimiliki oleh rekan kerja kita. Bukan kita saja yang dapat menduduki suatu jabatan. Kita harus selalu mempersiapkan diri bahwa kapan saja kita akan bisa menduduki jabatan. Perilaku, bertindak dan berkinerja baik harus terus dipupuk agar kita selalu siap apabila dipercaya menduduki jabatan. Jabatan yang kita miliki bukan saja usaha dan kerja keras kita saja tetapi juga berkat yang diberikan oleh Tuhan. Berkat Tuhan yang kita miliki harus kita bagikan kepada sesama kita dengan berperilaku, bertindak dan berkinerja baik. Semakin tinggi jabatan yang kita miliki maka pengawasan orang kepada kita akan semakin besar. Persiapkan diri kita untuk pertanggungjawaban jabatan kita kepada Dia yang mempunyai kehidupan. Flores Pos, 27 Oktober 2012

Disqus Comments